Kupasan #2: Memperbaiki Diri Atau Menjadi Orang Lain?

Hai. Akhirnya aku membuat tulisan kedua ini.

Gimana nih kabarnya?

Aku mau sharing opiniku lagi. Semoga kalian bisa menikmati pemikiranku yang masih amburegul emeseyu ini ya.


Semakin bertambah umur, kita biasanya sudah melewati berbagai macam hal dalam hidup ini. Ya istilahnya kita mulai nyicip asam garam dunia, meskipun cuma seperti sejumput bumbu yang ditaburkan Gordon Ramsay waktu masak.. Itupun seringnya sebagai 'manusia biasa' kita lebih sering mengeluh terlebih dahulu daripada memikirkan gimana caranya melewati fase kehidupan itu. Dan dari sini, setelah cukup dikenalkan sudut pandang yang berbeda-beda, kita mulai secara alamiah mengkonsep idealisasi life style kita masing-masing serta mulai berkeinginan untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi.


Namun, sering kali tanpa kita sadari ada yang ganjil di sini. Apa benar kita mau menjadi versi terbaik dari diri kita atau ternyata malah hanya sekadar mengikuti standar sosial yang selama ini secara lisan menjadi peraturan penilaian normal di masyarakat?


Di sini aku mencoba berkontemplasi tentang hal ini. Karena aku pun sedang berada di fase yang punya character goals yang sebenarnya sangat berbeda dengan kebiasaanku saat ini. Seperti yang paling jelas adalah time management ku yang masih sangat buruk.


Sebagai manusia seutuhnya, aku ingin jadi orang yang punya jati diri, yang punya karakter jelas dan tidak terhanyut arus. Dengan paparan yang aku dapatkan dari lingkunganku, banyak good characters yang mulai jadi impianku. Tapi di sini, aku mulai mencerna hal itu. Sosok Deya tidak akan bisa meng-copypaste segala karakter baik yang kuinginkan untuk secara mentah-mentah aku terapkan pada diriku.


Mungkin banyak yang bertanya, maksudnya gimana sih? Katanya mau jadi pribadi yang lebih baik? Semua bisa karena terbiasa, De. Kamu bisa kok menjadi orang yang punya semua good character sesuai keinginanmu.


Di sini poinnya, bisa karena terbiasa bukanlah solusi menjadi best version of yourself. 


Well, aku memang mau menjadi pribadi yang lebih baik sih, tapi dengan patokanku sendiri. Aku akan memilah berdasarkan pola pikirku, bukan standar masyarakat secara keseluruhan. Dengan kata lain, beberapa mungkin memang terinspirasi dari standar masyarakat, tapi sisanya yang memang aku tidak nyaman ya gak akan mau aku jalani. Contoh, aku mau punya time management yang lebih baik bukan karena ingin dihargai orang lain sebagai sosok Deya yang perfeksionis, on time, selalu aktif, atau apapun itu. Tapi sebagai sosok Deya yang akhirnya bisa melakukan hal-hal lain dalam wishlistku. Contoh sederhananya seperti,

"Oke, jam segini aku harus belajar, supaya nanti bisa nonton drama korea kesukaanku"

atau

"Oke aku akan jadi orang yang punya kamar lebih rapi supaya ruang gerakku jadi lebih luas dan enak"

Sesimple itu konsep yang mendasari perbaikan diri yang aku inginkan. Kalau aku bisa kasih saran sih, hal-hal yang kumaksud ini bukan berarti kamu cuma mau ada di zona nyamanmu sekarang atau kamu melabeli diri kamu sendiri dengan hal yang seolah-olah ga punya ambisi hidup. Tapi, ini lebih ke arah you wanna do it comfortably, karena ini bukan hanya untuk suatu event yang terjadi dalam durasi semalam, tapi ini untuk sepanjang hayatmu, karakter yang kamu bangun untuk bertahan hidup di dunia ini. 


Sekarang, giliran aku yang nanya. Kamu mau memperbaiki karaktermu sesuai standar masyarakat karena hal itu goals yang sesuai kenyamananmu atau ternyata tanpa sadar kamu hanya mau mendapat approval dari orang-orang kalau ternyata kamu punya karakter baik itu?


Pada akhirnya, diri kita masing-masing yang bisa menjawab itu. Aku pun tau, ga semuanya bisa terjawab sekarang.

Terserah kamu kalau memang kamu butuh approval dari khalayak ramai, karna itu diri kamu sendiri. Kamu yang lakukan, kamu sendiri yang tau rasanya seperti apa persisnya.

Tapi kalau ternyata, u r feelin' much pressure, let's try other ways, other life styles. Having better characters doesn't mean you are being another person and forgetting your true innerself. Karena, ga akan ada habisnya kalau kita mengikuti standar masyarakat. Standar itu akan berubah sesuai periode jamannya tetapi kamu nggak.. Kamu akan tetap hidup sebagai diri kamu, jiwamu ga akan pindah ke badan orang lain yang lagi sesuai tren tiap-tiap masa. Bisa dibilang, kamu sendiri yang nantinya capek kalau selalu ngejar approval orang-orang.


Jadi, jangan lupa mulai menghargai diri sendiri ya! Sekecil apapun itu perubahan yang berhasil kamu buat. Jangan melulu membandingkannya dengan karakter impianmu.

Karena, karaktermu lah yang membuat kamu dikenali sebagai dirimu.


Berkah dalem ^^

Komentar

  1. Makasihh kakk, sangat memotivasi sayaa. Ditunggu part selanjutnya yaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halooo
      Makasih udah baca ^^
      See u on next content ya!

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kupasan #1: Euforia SBMPTN

Kupasan #4: Kenapa ya?